Monday, July 11, 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN REGURGITASI AORTA

KONSEP DASAR MEDIS

A. DEFINISI

Regurgitasi Katup Aorta adalah kebocoran pada katup aorta yang terjadi setiap kali ventrikel mengalami relaksasi.

C. ETIOLOGI

Dulu penyebab utama dari regurgitasi katup aorta di Amerika Utara dan Eropa Barat adalah demam rematik dan sifilis. Sekarang kedua penyakit ini sudah jarang ditemukan karena antibiotik telah digunakan secara luas. Di wilayah lainnya, kerusakan katup akibat demam rematik masih sering terjadi. Selain demam rematik, penyebab lainnya yang paling sering ditemukan adalah:

- Demam rematik

- melemahnya katup

- bahan fibrosa akibat degenerasi miksomatous. Degenerasi miksomatous merupakan kelainan jaringan ikat yang diturunkan, yang memperlemah jaringan katup jantung dan membuatnya meregang secara tidak normal dan kadang sobek.

- kelainan bawaan

-

- D. PATOFISIOLOGI

- Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis penyakit jantung congenital. Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir atau menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi : regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel. Dan beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada imfark miokardium dan kardiomiopati.

- Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa : aritmia, infeksi sistemik dan infeksi paru-paru dan emboli paru-paru. Pennganan yang efektif terhadap gagal jantung membutuhkan pengenalan dan penanganan tidak saja terhadap mekanisme fisiologis dan penykit yang mendasarinya, tetapi juga terhadap faktor-faktor yang memicu terjadinya gagal jantung. Setiap hambatan pada arah aliran (forward flow) dalam sirkulasi akan menimbulkan bendungan pada arah berlawanan dengan aliran (backward congestion). Hambatan pengaliran (forward failure) akan menimbulkan adanya gejala backward failure dalam sistim sirkulasi aliran darah. Mekanisme kompensasi jantung pada kegagalan jantung adalah upaya tubuh untuk mempertahankan peredaran darah dalam memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Mekanisme kompensasi yang terjadi pada gagal jantung ialah : dilatasi ventrikel, hipertrofi ventrikel, kenaikan rangsang simpatis berupa takikardi dan vasikonstriksi perifer, peninggian kadar katekolamin plasma, retensi garam dan cairan badan dan peningkatan eksttraksi oksigen oleh jaringan. Bila jantung bagian kanan dan bagian kiri bersama-ama dalam keadaan gagal akibat gangguan aliran darah dan adanya bendungan, maka akan tampak tanda dan gejala gagal jantung pada sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru. Keadaan ini disebut Gagal Jantung Kongestif (CHF).

B. MANIFESTASI KLINIS

Dengan regurgitasi aorta yang konsepnya bertahap, walaupun terdapat kebocoran yang berat biasanya tidak ada atau hanya ada sedikit gejala. Bila kebocoran katup bertambah, atau bila terjadi dekompensasi ventrikel, bisa timbul dipsnue saat aktivitas, yang bila berat bisa terjadi saat istrahat.

Denyut nadi menghilang dengan ventrikel kiri yang mengalami kelebihan beban volume (denyut apeks hiperdinamik) tekanan darah diastolic, yang berkaitan langsung dengan jumlah darah yang masuk kembali dari aorta keventrikel kiri, merupakan petunjuk yang baik untuk menententukan beratnya regurgitasi aorta kronis (tekanan darah diastolic rendah = AR berat). Tekanan nadi yang lebar bisa menyebabkab tanda corriga ( denyut karotis terlihat) tanda de musset (kepala terantuk-antuk mengikuti denyut) atau quinke (denyut pada bantalan kuku) murmur diastolic awal terdengar disepanjang garis sternalis kiri (bila pasien mencendongkan badan ke depan saat akhir ekspirasi) kecuali bila AR disebabkan oleh Aneurisme akar aorta. Dimana murmur akan terdengar paling keras disepnjang garis sternalis kanan. Murmur bisa terdengar sangat keras pada AR yang ringan. Dan bisa juga terdengar lembut pada AR yang sangat berat, atau bila kelainnanya akut, seperti pada endokarditis.

Regurgitasi katup aorta yang ringan tidak menimbulkan gejala selain murmur jantung yang khas (setiap kali ventrikel kiri mengalami relaksasi), yang dapat didengar melalui stetoskop, Pada regurgitasi yang berat, ventrikel kiri mengalirkan sejumlah besar darah, yang menyebabkan pembesaran ventrikel dan akhirnya menjadi gagal jantung. Gagal jantung menyebabkan sesak nafas sewaktu melakukan aktivitas atau sewaktu berbaring telentang, terutama pada malam hari. Duduk tegak memungkinkan dialirkannya cairan dari paru-paru bagian atas sehingga pernafasan kembali normal. Penderita juga mungkin mengalami palpitasi (jantung berdebar) yang disebabkan oleh kontrasksi yang kuat dari ventrikel yang membesar. Bisa terjadi nyeri dada, terutama pada malam hari.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Radiologi:

- Bayangan hili paru yang tebal dan melebar, kepadatan makin ke pinggir berkurang

- Lapangan paru bercak-bercak karena edema paru

- Distensi vena paru

- Hidrothorak

- Pembesaran jantung, Cardio-thoragic ratio meningkat

EKG

Dapat ditemukan kelainan primer jantung (iskemik, hipertropi ventrikel, gangguan irama) dan tanda-tanda faktor pencetus akut (infark miokard, emboli paru) Ekokardiografi Untuk deteksi gangguan fungsional serta anatomis yang menjadi penyebab gagal jantung.

F. PENATALAKSANAAN

Menurut prioritas terbagi atas 4 kategori :

Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi sistemik:

a. Istirahat total/tirah baring dalam posisi semi fowler

b. Memberikan terapi Oksigen sesuai dengan kebutuhan

c. Memberikan terapi medik : digitalis untuk memperkuat kontraksi otot jantung.

Menurunkan volume cairan yang berlebihan

a. Memberikan terapi medik : diuretik untuk mengurangi cairan di jaringan

b. Mencatat intake dan output

c. Menimbang berat badan

d. Restriksi garam/diet rendah garam

Mencegah terjadinya komplikasi

a. Mengatur jadwal mobilisasi secara bertahap sesuai keadaan klien

b. Mencegah terjadinya immobilisasi akibat tirah baring

c. Merubah posisi tidur

d. Memperhatikan efek samping pemberian medika mentosa; keracunan digitalis

e. Memeriksa atau memonitor EKG

Pengobatan pembedahan Komisurotomi

Hanya pada regurgitasi aorta akibat infeksi aorta, reparasi katup aorta dapat dipertimbangkan Sedangkan pada regurgitasi aorta akibat penyakit lainnya umumnya harus diganti dengan katup artifisial. Indikasi pada keluhan sesak napas yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan symptomatik. Bila ekhokardiografi menunjukkan sistole ventrikel kiri 55 mm, atau fractional shortning 25% dipertimbangkan untuk tindakan operasi sebelum timbul gagal jantung.

a. Pendidikan kesehatan, menyangkut penyakit, prognosis, pemakaian obat-obatan serta mencegah kekambuhan

b. Menjelaskan tentang perjalanan penyakit dan prognosisnya

c. Menjelaskan tentang kegunaan obat-obat yang digunakan, serta memberikan jadwal pemberian obat

d. Merubah gaya hidup/ kebiasaan yang salah : merokok, stress, kerja berat, minum alkohol, makanan tinggi lemak dan kolesterol

e. Menjelaskan tentang tanda-tanda serta gejala yang menyokong terjadinya gagal jantung, terutama yang berhubungan dengan kelelahan, lekas capai, berdebar-debar, sesak napas, anoreksia, keringat dingin

f. Menganjurkan untuk kontrol semua secara teratur walaupun tanpa gejala

g. Memberikan dukungan mental; klien dapat menerima keadaan dirinya secara nyata/realitas akan dirinya baik

G. Terapi

Inhibitor enzim pengubah angiotensin (Ace) (mungkin juga vasodilator lain seperti bloker kanal kalsium) dan diuretic bisa mempertahankan fungsi LU selama bertahun-tahun setelah timbulnya AR signifikan. Meningkatnya ukuran LU dan timbulnya gejala merupakan indikasi pergantian katup aorta. Jika AR disebbkan oleh dilatasi akar aorta diperlukan penggantian katup dan akar aorta.


PATOFLODIAGRAM

Demam melemahnya degenerasi kelainan

rematik katup mikromatous bawaan

Radang ketidakmampuan katup aorta lemahnya jaringan kelainan

Jantung untuk katup fetus jantung fetus

Kerusakan membuka/menutup

katup jantung peregangan katup secara

peningkatan beban kerja tidak normal

Ventrikel

robekan

REGURGITASI AORTA

aliran balik

darah ke VS kebocoran katup aorta membutuhkan pengobatan

Peningkatan volume VS dekonpensasi VS perubahan status kesehatan

Aliran ventrikel kiri terhambat aliran balik AS krisis situasi

Menuru curah jantung


Pola koping inefektif, kecemasan

Dekompensasi AS

Aliran balik ke paru-paru

Gangguan Pertukaran gas ketidakseimbangan

Suplai O2 dan Kebutuhan

Hipobentilasi

Kelelahan/kelemahan

Pola napas in efektis

Intoleransi aktifitas


KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Hal-hal yang dapat dikaji pada pasien regurgitasi aorta, meliputi :

· Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi data saat ini dan masalah yang lalu. Data diperoleh dari klien,keluarga, berfokus kepada manifestasi klinik dari keluhan utama dan ditunjang oleh riwayat perawatan dahulu, riwayat keluarga dan riwayat psikososial.

Riwayat kesehatan dimulai dari biografi klien, dimana aspek biografi yang sangat erat hubungannya dengan gangguan oksigenasi mencakup usia, jenis kelamin, pekerjaan (terutama yang berhubungan dengan kondisi tempat kerja) dan tempat tinggal. Keadaan tempat tinggal mencakup kondisi tempat tinggal serta apakah klien tinggal sendiri atau dengan orang lain yang berguna bagi perencanaan pulang (“Discharge Planning”).

· Keluhan utama

Keluhan utama akan menentukan prioritas intervensi dan mengkaji pengetahuan klien tentang kondisinya saat ini.

· Aktivitas

Gejala : kelemahan, kelelahan, pusing,rasa berdenyut, dispneu, palpitasi, gangguan tidur

Tanda : takikardi, gangguan pada tekanan darah, pingsan karena kerja, takipnea, dispnea

· Sirkulasi

Gejala : riwayat kondisi pencetus, riwayat murmur jantung, palpitasi,

· Integritas ego

Gejala : tanda kecemasan

· Makanan / cairan

Gejala : perubahan berat badan

· Neurosensori

Gejala : episode pusing/pingsan berkenaan dengan beban kerja

· Nyeri / kenyamanan

Gejala : nyeri dada (nyeri angina / nyeri non angina)

· Pernapasan

Gejala : dispnea, batuk menetap atau noktural, takipnea, gelisah / ketakutan

  1. Diagnosa keperawatan

1. penurunnya curah jantung berhubungan dengan aliran ventrikel kiri yang terhambat.

Rencana Intervensi :

- Pantau TD, nadi apical, nadi periver

- Pantau irama jantung sesuai indikasi

- Tingkat/dorong tirah baring dengan kepala tempat tidur ditinggikan 45 derajat

- Kolaborasi dengan memberikan oksigen suplemen, pantau DGA/nadi oksimetri.

- Kolaborasi pemberian obat

2. Pola napas inefektif berhubungan dengan gangguan pertukaran gas, hipoventilasi

Rencana Intervensi :

- Kaji frekuensi bunyi nafas, catat krekels, mengi

- Latih pasien batuk efektif, dan tarik nafas dalam

- Bantu pasien tiap kali dalam mengubah posisinya

- Bantu pasien dengan posisi setengah duduk agar dapat memaksimalkan inflamasi paru

- Pantau nadi oksimetri

- Kolaborasi dengan memberikan tambahan oksigen

- Kolaborasi pemberian obat

3. Intoleransi aktivitas berhungan dengan kelemahan, kelelahan

Rencana Intervensi

- Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TD sebelum dan sesudah aktifitas

- Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktifitas seperti penurunan kelemahan/kelelahan, TD stabil/Frekuwensi nadi

- Bantu pasien dalam melakukan aktivitasnya/perawatan diri

- Bantu pasien dalam kebutuhannya seperti menggunakan kursi mandi, menyikat gigi /rambut dengan cara duduk dalam melakukan aktivitas tersebut

- Rujuk program rehabilitasi jantung

4. Pola koping inefektif, kecemasan berhubungan dengan krisis situasi

Rencana Intervensi

- Pantau respons fisik

- Berikan tindakan yang nyaman pada pasien dalam melakukan aktifitasnya

- Berikan waktu istrahat yang cukup untuk kondisinya

- Berikan semangat dan penjelasan tentang penyakit sehingga dalam pola kopingnya dan status kesehatannya tidak memburuk

- Kaji keefektifan koping dengan stressor

- Orientasikan klien terhadap prosedur rutin dan aktifitas yang diharapkan

- Kolaborasi pemberian obat anticemas

  1. Implementasi

Dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan, menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pedoman atau prosedur teknis yang telah ditentukan.

4. Evaluasi

Kriteria keberhasilan:

· Berhasil

Tuliskan kriteria keberhasilannya dan tindakan dihentikan.

· Tidak berhasil

Tuliskan mana yang belum berhasil dan lanjutkan tindakan.


PENYIMPANGAN KDM

Demam melemahnya degenerasi kelainan

rematik katup mikromatous bawaan

Radang ketidakmampuan katup aorta lemahnya jaringan kelainan

Jantung untuk katup fetus jantung fetus

Kerusakan membuka/menutup

katup jantung peregangan katup secara

peningkatan beban kerja tidak normal

Ventrikel

REGURGITASI AORTA

aliran balik

darah ke VS kebocoran katup aorta

Peningkatan volume VS dekonpensasi VS

Aliran ventrikel kiri terhambat aliran balik AS

penurunan curah jantung


Dekompensasi AS

Aliran balik ke paru-paru

Gangguan Pertukaran gas ketidakseimbangan

Suplai O2 dan Kebutuhan

Hipobentilasi

Kelelahan/kelemahan

Pola napas in efektis

Intoleransi aktifitas

Daftar Pustaka

Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku Kedikteran EGC, Tahun 2002

Dr. Sutisna Himawan, 1973, Patologi ( Kumpulan kuliah) Jakarta: Penerbit Repro Djaja.

http://medicastore.com/penyakit/114/Regurgitasi_Katup_AortaInkompetensia_Aorta_Insuffisiensi_Aorta_Aortic_Regurgitation.html


No comments:

Post a Comment

komentar

Widget Recent Comments by dedy ari pebriana