Thursday, July 14, 2011

ADENOCARCINOMA ENDOMETRIUM

A. Pendahuluan

Saat ini karsinoma endometrium sering ditemukan pada keganasan ginekologi tetapi sangat sedikit penyebab kematian akibat keganasannya pada wanita. Karsinoma endometrium menduduki ranking keempat setelah keganasan payudara, usus dan paru serta menduduki ranking ketujuh penyebab kematian dari keganasan pada wanita. Secara keseluruhan kira-kira 2 - 3 % wanita akan mengalami karsinoma endometrium selama hidupnya.

Peningkatan angka kejadian karsinoma endometrium berhubungan dengan meningkatnya status kesehatan sehingga usia harapan hidup kaum wanita semakin tinggi yang mengakibatkan jumlah wanita yang berusia lanjut semakin banyak yang diiringi dengan penggunaan preparat estrogen eksogen atau penggunaan terapi hormon pengganti untuk mengatasi gejala-gejala menopausenya. Sebaliknya penyebab angka kematiannya yang rendah dikarenakan penyakit ini terdiagnosa pada saat stadium penyakitnya masih terbatas pada rahim (berkisar 80 %). Sebagian besar (70 - 80 %) jenis karsinoma endometrium adalah adenocarcinoma.

B. lnsidensi

Umumnya karsinoma endometrium dijumpai pada wanita yang berusia 50 - 65 tahun dengan usia rata-rata 61 tahun. Kira-kira 5 % dapat dijumpai pada usia sebelum 40 tahun dan sebesar 20 - 25 % pada usia sebelum menopause. Di Amerika diperkirakan 34.000 kasus baru dengan angka kematian sebesar 6000.

C. Etiologi

Penyebab karsinoma endometrium belum diketahui secara pasti namun umumnya disebabkan oleh perangsangan estrogen pada endometrium tanpa halangan periodik dari progesteron.

D. Faktor Resiko

1. Obesitas berhubungan dengan terjadinya peningkatan resiko karsinoma endometrium sebesar 20 - 80 %. Wanita yang mempunyai kelebihan berat badan 11 - 25 kg mempunyai peningkatan resiko 3 kali dan 10 kali pada wanita yang mempunyai kelebihan berat badan lebih dari 25 kg.

2. Nuiliparitas. Pada wanita nulliparitas dijumpai peningkatan resiko sebesar 2 - 3 kali.

3. Diabetes Melitus. Didapati peningkatan resiko sebesar 2,8 kali pada wanita penderita diabetes melitus untuk terjadinya karsinoma.endometrium.

4. Hipertensi. Sebesar 25 - 75 % penderita karsinoma endometrium mengidap hipertensi.

5. Estrogen eksogen. Pada wanita menopause yang mengkonsumsi estrogen eksogen akan terjadi peningkatan resiko karsinoma endometrium sebesar 4,5 - 13,9 kali.

6. Late menopause. Wanita yang menopause sesudah umur 52 tahun akan terjadi peningkatan resiko sebesar 2,4 kali untuk terjadinya karsinoma endometrium. Disamping itu karsinoma endometrium dapat terjadi pada wanita pramenopause dengan sikius haid yang tidak teratur.

7. Polycystic,ovarian syndrome

8. Penyakit kandung empedu. Didapati peningkatan resiko sebesar 3.,7 kali terjadinya karsinoma endometrium.

9. Merokok. Terjadi penurunan resiko karsinoma endometrium sebesar 30 % pada wanita perokok.

10. Tamoxifen. Wanita pengguna tamoxifen akan terjadi peningkatan resiko karsinoma endometrium sebesar 2 - 3 kali.

E. Gejala Klinis

1. Perdarahan dari kemaluan. Perdarahan abnormal seperti metroragia atau menometroragia dapat terjadi pada 80 - 90 % penderita. Kira-kira sebesar 10 - 20 % wanita post menopause yang mengalami perdarahan menunjukkan suatu karsinoma endometrium.

2. Keputihan

3. Pembesaran abdomen dan gejala penekanan kandung kemi dan rektum

F. Diagnosa

1. Gejala klinis

2. Pemeriksaan fisik

3. Pemeriksaan ginekologi, Dilakukan pemeriksaan rektovaginal.

4. Pemeriksaan sitologi (pap smir), Pemeriksaan ini kurang berarti oleh karena sel-sel adenocarcinoma yang eksfoliatif biasanya telah mengalami sitolisis dalam rongga uterus.

5. Pemeriksaan histologi : Office endometrial aspiration biopsy, Dilatasi dan kuretase, Histeroskopi - endometrial biopsi.

6. Histerograft

7. Pemeriksaan tambahan.

a. Darah

b. Urin

c. USG dan MRI

d. Foto thorax

e. Fungsi hati dan kadar gula darah

f. Fungsi ginjal (intravenous urography)

g. Sigmoidoscopy dan barium enema CA 125

No comments:

Post a Comment

komentar

Widget Recent Comments by dedy ari pebriana