Sunday, May 15, 2011

Kebutuhan nutrien pada bayi dan anak

1. AIR

Pada masa bayi, terutama bayi muda jumlah air yang dianjurkan untuk diberikan sangat penting, dibandingkan dengan bayi yang lebih tua dang umur selanjutnya, karena air merupakan nutrient yang menjadi medium untuk nutrient yang lainnya. Oleh karena itu masukan dari nutrient tersebut ditentukan kadarnya dalam cairan dan jumlah cairan (termasuk air) yang diberikan. Sebaliknya air dapat diberikan tanpa disertai nutrient lainnya. Umumnya dapat dikatakan kebutuhan air berhubungan erat dengan intake kalori dan berat jenis urine, yang bergantung kepada banyaknya zat yang terlarut diddalam urine tersebut. Untuk bayi menyusu pada ibunya, masukan air rata-rata 175-200 ml/kgbb/hari dalam triwulan pertama, kemudian menurun menjadi 150-175 ml/kgbb/hari dalam triwulan kedua, 130-140ml/kgbb/hari dalam triwulan ketiga dan 120-140ml/kgbb/hari dalam triwulan terakhiir.

2. ENERGI

Komisi akhli FAO/WHO dalam tahun 1971 mengemukakan reguiremen dari kolari harus disesuaikan dengan berat badan selama masa pertumbuhan. Kalori yang diberikan akan digunakan untuk:

1. Metabolisme Basal: bayi membutuhkan 55 kal/kgbb/hari, kemudian pada usia selanjutnya berkurang dan setelah dewasa menjadi 25-30 kal/kgbb/hari. Metabolisme basal meningkat 10% untuk tiap kenaikan suhu 10c.

2. sfecufic Dinamic Action (SDA) ialah kenaikan kalori yang diperlukan diatas keperluan metabolisme basal, yang disebabkan oleh peritiwa makan dan mendernakan makanan. Pada masa bayi rata-rata 7-8% dari seluruh masukan kalori , sedangkan pada anak kira-kira 5% bila diberikan makanan yang biasanya..

3. pembuangan ekskreta (sisa yang tdk terpakai); biasanya tidak lebih dari 10%.

4. aktivitas jasmani: 15-25 kal/kgbb/hari. Pada saat aktif dapat mencapai 50-80 kal/kgbb untuk waktu yang singkat, misalnya saat berolah-raga (atletik, berenang dan sebagainya).

5. pertumbuhan: merupakan jumlah kalori yang tidak digunakan untuk keperluan tersebut diatas dan merupakan kalori yang disimpan.

6. Bergantung pada fese pertumbuhan, pada hari-hari pertumbuhan kira-kira 20-40 kal/kgbb/hari, kemudian berkembang sehingga pada akhir masa bayi menjadi 15-25 kal/kgbb/hari. Pada masa remaja kebutuhan kalori untuk pertumbuhan akan meningkat lagi.

Kalori dalam makanan berasal dari nutrient protein, lemak dan karbohidrat. Setiap gram menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan karbohidrat 4 kalori.

Distribus kalori dalam makanan anak yang dalam keseimbangan diet (balancet diet) ialah 15% berasal dari protein, lemak dan karbohidrat. menurut platt (1961), bila makanan tersebut diukurnilai gizinya dengan net dietary protein calories % atau NDpCals %, maka sesuatu makanan bernilai cukup (adekuat) sbb:

- masa bayi = 8,0

- Anak 1-3 tahun = 7,8

- Anak 4-9 tahun = 5,8

- masa remaja = 8,5

Kelebihan kalori yang tetap setiap hari sebanyak 500 kalori, dapat menyebebkan kenaikan berat badan 500 gram dalam seminggu.

3. PROTEIN

Nilai gizi protein ditentukan an oleh kadar asam amino asensial.Akan tetapi dalam praktek sehari-hari umumnya dapat ditentukan dari asalnya.Protein hewani biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein nabati.Protein telur dan susu biasanya dipakai sebagai standar untuk nilai gizi protein.

Nilai gizi protein nabati ditenkan asam amino yang kurang (asam amino pembatas), misalnya protein kacang-kacangan kekurangan asam amino sulfur mentionin dan sistim sedangkan protein bahan makanan tepung (cereal) kekurangan lisin.Nilai protein dalam makanan orang Indonesia sehari-hari umumnya diperkirakan 60% daripada nilai gizi protein telur.

Komisi FAO/WHO (1971) tidak lagi menggunakan kebutuhan protein, tetapi menggunakan istilah the safe level of protein intake yaitu jumlah protein yang dianggap diperlukan untuk memenuhi kebutuhan faal dan memelihara kesehatan untuk hampir semua orang dalam golongan umur tertentu. Angka tersebut lebih tinggi dari pada angka rata-rata rekuiremen protein. Untuk masa bayi, komisi FAO/WHO tersebut tidak memberikan angkanya. Dalam workshop on food dari international congres of paediatrics di Wina (1971) dikemukakan tenteng jumlah yang dianjurkan.

4. LEMAK

Sampai sekarang lemak masih dianggap tidak perlu terdapat dalam jumlah banyak, kecuali untuk asam lemak esensial (asam linoleat dan arakidonat). Untuk masa pertumbuhan yang cepat, lemak dalam makanan mempunyai arti sebagai berikut:

  • Bila lemak kurang dari 20% kalori, maka jumlah protein atau karbohidrat perlu dinaikkan. Dengan demikian mungkin akan mengakibatkan kelebihan beban ginjal dan juga menyebabkan kelebihan beban ginjal dan juga menyebabkan kelebihan kemampuan enzim disakaridase dalam usus, sehingga dapat meyebabkan diare.
  • Lemak merupakan bahan makanan berkalori banyak yang diperlukan untuk memenuhi rekuiremen kalori bayi dan anak.
  • Lemak mengandung asam lemak esensial. Bila kurang dari 0,1% dapat mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok, hambatan pertumbuhan. Di anjurkan sekurang-kurangnya 1% dari pada kalori berasal dari asam linoleat.
  • Lemak merupakan sumber gliserida dan kolestrol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat oleh bayi sekurang-kurangnya sampai 3 bulan.
  • Lemak merupakan zat yang memberikan rasa sedap pada makanan, bahkan juga bagi bayi.
  • Lemak mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E dan K )

5. KARBOHIDRAT

Rekuiremen karbohidrat belum diketahiu dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa .pada usia yang lebih tua kalori dan hidrad arang bertambah jika bayi telah diberi makanan lain,terutama yang mengandung banyak tepung,seperti misalnya bubur susu,nasi tim.

6. Rekuiremen vitamin dan mineral

untuk memelihara kesehatan,rekuiremen bayi dan anak menurut recommended dietary allowance for use in Indonesia yang d keluakan oleh departemen kesehatan Ri pada tahun 1968.

Merencanakan pengaturan makan untuk seorang bayi dan anak.jika kita hendak menentukan makanan yang tepat untuk seorang bayi atau anak.maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut:

1. Menentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrient dengan menggunakan data tentanang kebutuhan nutrient.

2. menentukan jenis bahan makanan yang dipili untuk menterjemahkan nutrient yang diperlukan dengan menggunakan daftar posisi nutrient dari berbagai macambahan makanan.

3. menentukan jenis makanan yang akan diolah sesuai dengan hidangan (menu)yang dikehendaki.

4. menentukan jadwal waktu makan dan menentukan hidangan.perlu pula ditentukancara pemberian makan,misalnya dengan cara makan biasa,denganpipa penduga (sonde)dan lain-lain.

5. memperhatikan masukan yang terjadi terhadap hidangan tersebut,perlu dipertimbangkan kemungkinan factor kesukaan dan ketidak sukaan rhadap suatu makanan.Perhatikan pula bila betul-betul terjadi keadan anoreksia.Bila tidak terdapat sisa makanan ,mungkin makananyang diberikan jumlahnya kurang atau berarti menentukan rekuiremen terlalu renda.kekurangan tersebut perlu diperbaiki pada hari berikutnya,

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk pengaturan makan yang tepat adalah

  1. Umur
  2. Berat badan
  3. Diagonis dari penyakit,tahap serta keadan penyakit.
  4. Keadan mulut sebagai alat penerima makanan.
  5. Kebiasan makan,kesukaan dan ketidak sukaan,akseptabilitas dari makanan dan toleransi anak terhadap makanan yang diberikan.Dengan memperharikan dan memperhitungkan fakto-faktor tersebut atas,umumnya tidak akan banyak terjadi kekeliruan dalam mengatur makan untuk seorang bayi dan anak.

No comments:

Post a Comment

komentar

Widget Recent Comments by dedy ari pebriana