Thursday, July 14, 2011

FISIOLOGIS KEHAMILAN


Perubahan yang terjadi:
1. Hipervolemia yang terjadi sejak umur kehamilan 8 minggu dan akan mencapai puncak pada saat umur kehamilan mencapai 28 minggu dan akan menetap sampai saat melahirkan.
2. Jantung dan diafragma akan terdesak keatas oleh karena dorongan dari uterus yang mengalami pembesaran sesuai dengan umur kehamilan.
Manifetasi secara klinis:
1. Volume darah meningkat.
2. Frekwensi heart rate meningkat.
3. Tekanan darah menurun sedikit.
4. Kekuatan jantung memompa darah meningkat pula.
Insiden penyakit jantung:
Mencapai 1-4 %, di negara Atlantik utara mencapai 1-3 % dan di Australia 1 %.
Prognosis
Ibu:
Tergantung pada berat ringannya penyakit yang di derita, umur ibu, penyulit, pengawasan pengobatan, pimpinan persalinan, kepatuhan penderita terhadap penatalaksanaan.
Bayi:
Penyakit jantung yang tidak terlalu berat tidak terlalu berpengaruh terhadap keadaan janin perinatal, tetapi penyakit jantung yang berat akan menimbulkan gawat janin/ fetal distress.
Gejala:
Pada pengkajian mungkin akan didapatkan riwayat penyakit dahulu penyakit jantung, mudah lelah, sesak nafas jika beraktivitas mungkin juga pada saat istirahat, berdebar-debar, nadi tak teratur, edema pulmonal serta adanya sianosis.
Klasifikasi:
- Grade I, Tidak ada pembatasan aktivitas fisik dan tidak ada gejala yang nampak.
- Grade II, ada sedikit pembatasan aktivitas fisik, pada saat istrahat tidak ada keluhan, kegiatan fisik yang meningkat menyebabkan insufisiensi jantung. Gejala yang timbul adalah: lelah, palpitasi, sesak nafas dan nyeri dada.
- Grade III, Kegiatan fisik dibatasi, pada saat istirahat keluhan berkurang, dengan sedikit kegiatan fisik sudah kelelahan akibat dari insufisiensi jantung.
- Grade IV, pada saat istirahatpun ada keluhan, kerja fisik yang sangat ringan akan menimbulkan insufisensi jantung.

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA

Mengapa pelatihan ini sangat penting untuk dilaksanakan ?

a. Karena proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi sangat cepat

b. Agar proses pertumbuhan dan perkembangan mudah diamati dengan jelas.

c. Karena pada usia dini (0-5) terbentuk kepribadian dasar melalui kemampuan melihat, berpikir dan berbicara.

d. Pemberian latihan harus secara berahap, sabar dan penuh kasih saying.

e. Kader kesehatan, ayah, ibu, bahkan nenek atau pengasuh sekalipun mempunyai kesempatan lebih banyak

MAKSUD DAN TUJUAN DIADAKANNYA PELATIHAN INI

a. Secara umum :

1. memberitahukan mengenai bidang perkembangan anak normal

2. memberitahukan bagaimana menolong dengn latihan pada anak yang terlambat berkembang sesuai usia.

b. Secara khusus :

1. mmberi bimbingan kepada orang tua dan pengesuh seperti yang diharapkan, dan untuk memantau tumbuh kembang.

2. kader dapat menjelaskan dengan benar tentang perkembangan pada usia tertentu sehingga anak mendapat perlakuan yang sesuai

3. memberi pengalaman pada anak agar tidak terlambat perkembangannya, dan memberikan pengasuhan tumbuh kembang secara optimal sesuai umur

4. bila ada hambatan pada anak, orang tua / kader dapat memberikan rangsangan secara mandiri pola pengasuhan dan kasih sayang sesuai kemampuan perkembangan anak

5. sebagai alat penyuluhan tumbuh kembang.

SASARAN :

1. Kader kesehatan di masyarakat.

2. orang tua yang memiliki anak balita

BAHAN / SARANA STIMULASI :

  1. Kancing ukuran sedang sebanyak 5 – 10 buah
  2. Balok dengan warna dasar merah, hijau, kuning, berukuran 3x3x3 : 8 buah
  3. Boneka / mobil-mobilan, gelas dengan tutupnya, toples dengan tutupnya, cangkir dengan sendok.
  4. Kain kecil atau saputangan
  5. Buku bergambar
  6. Botol plastik dengan tutup yang dapat diputar
  7. Krayon atau kapur tulis
  8. Bola atau mainan yang disukai anak
  9. Tempat untuk anak menaiki tangga, jalan menanjak seperti bukit kecil yang ada di sekitarnya
  10. Spidol dengan beberapa lembar kertas


MATERI

Pemeriksaan Dan Stimulasi Anak Umur 4 Bulan

A. Gerakan kasar

Anak ditengkurapkan dan didepannya diletakkan mainan

Anak mampu menumpu dengan kedua tangan dan berusaha mengangkat kepala

1. Ibu membantu anak agar dapat bertumpu dengan dua lengan di atas guling.

2. Ibu membantu anak agar dapat bertumpu pada salah satu tangan secara bergantian

B. Gerakan halus

Anak ditelentangkan

Anak mampu bermain-main dengan kedua tangannya

Jika tidak :

1. Ibu mendekatkan mainan disekitar dada, muka dan tangan anak; anak membawa kedua tangan ke depan dada.

2. Anak diposisikan miring, letakkan mainan disampingnya, kemudian ibu mengajak anak supaya kedua tangan saling menyentuh.

C. Pengamatan

Anak ditelentangkan, diatasnya diberi mainan

Anak mampu mengamait mainan

Jika tidak :

1. Ibu mengajak anak memperhatikan gerakan jari-jari tangan ibu atau mainan yang digerakkan didepannya.

2. Ibu mengajak anak bermain dengan benda berbunyi yang digerak-gerakkan didepannya.

D. Berbicara

Anak ditelentangkan

Anak mampu mendengar suara kertas diremas dan bermain bibir sambil mengeluarkan air liur

Jika tidak :

1. Anak dikenalkan oleh ibu degan bermacam-macam mainan berbunyi sambil digendong.

2. Ibu berbisik-bisik didekat telinga anak

E. Bersosialisasi(berhubungan/ interaksi dengan orang lain)

Anak digendong oleh ibu

Anak mampu tersenyum pada ibu

Jika tidak :

1. Ankk diajak menatap mata ibu pada saat ibu memperdengarkan suaranya.

2. Ibu memperhatikan raut muka anak pada saat digendong, menyusu dan minum susu dengan botol


Pemeriksaan Dan Stimulasi Anak Umur 8 Bulan

A. Gerakan kasar

Anak dalam posisi duduk dengan mainan

Anak mampu duduk sendiri kemudianmengambil posisi ongkong-ongkong sambil bertahan sebentar

Jika tidak :

1. Anak dalam posisi duduk dan mainan diletakkan disamping anak, kemudian biarkan anak meraih mainan

2. Ibu meletakkan anak dalam posisi merangkak danmemberi mainan didepannya.

B. Gerakan halus

Balok mainan diletakkan di depan anak

Anak mampu menggenggam balok mainan dengan seluruh permukaan tangan

Jika tidak :

1. Ibu memberikan macam-macam benda yang bisa digenggam untuk dimainkan. Misalnya mainan plastik dan lain-lain

2. Ibu meminta anak memegang roti/ kue/ biscuit / potongan buah dengan tebal 2 cm

C. Pengamatan

Mainan diletakkan pada meja di depan anak, ibu/ bapak/ pengasuh menggerakkan mainan sampai jatuh

Anak mampu memperhatikan dan mencari mainan yang jatuh

Jika tidak :

1. Ibu meminta anak untuk mencari mainan yang ditutup kain. Sebelumnya anak melihat benda tersebut ditutupi

2. Setelah anak mampu, anak diminta mencari mainan yang ditutup dengan kain tetapi sebelumnya anak tidak melihat benda tersebut ditutupi

3. Ibu meletakkan botol / bola di kolong alat-allat rumah (missal : meja, tempat tidur, kursi) biarkan anak mencari mainan

D. Berbicara

Ibu memperhatikan dan mendengarkan celotehan anak

Anak mampu mengeluarkan suara ; ma…..ma….da…..da……da….. Ta…ta…

Jika tidak :

1. Ibu mengeluarkan suara “aa….aa….aa…” sambil mengajak anak menepuk-nepuk bibir ibu

2. Ibu mengeluarkan suara “aa….aa….aa…” sambil mengajak anak menepuk-nepuk bibir anak sendiri

E. Bersosialisasi (berhubungan / berinteraksi dengan orang lain)

Bapak / ibu duduk di depan anak berhadap-hadapan

Anak mampu bermain ciluk ba…..

Jika tidak :

1. Ibu / bapak mengajak anak bermain ciluk ba, dengan kepala ibu / anak ditutupi selimut atau kain

2. Ibu/ bapak mengajak anak bermain didepan cermin


Pemeriksaan Dan Stimulasi Anak Umur 12 Bulan

A. Gerakan kasar

Mainan diletakkan di depan anak

Anak mampu berdiri sendiri dan berjalan sambil berpegangan

Jika tidak :

1. Ibu mengajak anak bermain sambil berdiri, kemudian pindah-pindahkan mainan agar anak mau berjalan sambil memegang tepi meja

2. Ibu memegangi badan anak ketika sedang berjalan-jalan

B. Gerakan halus

Benda kecil disebarkan di depan anak

Anak mampu mengambil benda kecil dengan ujung ibu jari dan jari telunjuk

Jika tidak :

1. Ibu memastikan potongan makanan ke dalam cangkir plastik, kemudian anak mengambil potongan makan dengan menggunakan jari-jari tangan

2. Anak diminta mencubit roti/ makanan

C. Pengamatan

Mobil-mobilan atau boneka diletakkan di depan anak

Anak mampu menunjuk roda mobil-mobilan atau minta boneka

Jika tidak :

1. Ibu menyimpan mobil-mobilan bertali dengan jarak yang terjangkau oleh anak, kemudian bantu anak menarik supaya mendapat mobil-mobilan

2. Berikan mainan yang berbunyi bila ditarik, kemudian anak ajak menarik tali supaya mainan berbunyi

D. Bicara

Ibu/ bapak memperhatikan dan mendengarkan ucapan anak

Anak mampu mengucapkan satu kata atau lebih dan tahu artinya

Jika tidak :

1. Ibu menunjuk dirinya dengan menyebut “mama” atau menujuk ayah dengan menyebut “papa”

2. Ibu memperhatikan buku bergambar sederhana pada anak kemudian sebut salah satu gambar. Misalnya : ini pi…sang, ini je…..ruk

E. Bersosialisasi ( berhubungan /berinteraksi dengan orang lain)

Anak sedang asyik dengan mainan, ibu meminta mainannya

Anak mampu memberikan mainan pada ibu/ bapak

Jika tidak :

1. Ibu/ bapak mengajak anak bermain menggelindingkan bola sambil duduk berhadapan jarak dekat

2. Ibu/bapak mengajak anak memberi mainannya pada ibu, anggota keluarga lainnya atau pada temannya


Pemeriksaan Dan Stimulasi Anak Umur 18 Bulan

A. Gerakan kasar

Anak diminta mendekati ibu dengan cepat

Anak mampu berlari tanpa terjatuh

Jika tidak :

1. Ibu mengajak anak untuk berjalan di jalan yang menanjak/ menurun

2. Ibu mengajak anak berlari-lari sambil diawasi oleh orang tua

B. Gerakan halus

Ibu memberi contoh menyusun balok mainan

Anak mampu menyusun tiga balok mainan

Jika tidak :

1. Ibu memberi contoh pada anak menyusun menara dengan balok mainan atau bahan lain seperti kaleng susu

C. Pengamatan

Gelas dan tutup diletakkan di depan anak

Anak mampu menutup gelas

Jika tidak :

1. Ibu memperkenalkan kegunaan alat-alat seperti memasang topi ke kepala, mengaduk sendok di gelas, memasukkan kaki ke sepaatu atau memasang tutup panci.

2. Ibu memberikan alat tersebut pada anak, kemudian ibu mengajak anak agar mengikuti ibu sambil bicara “ pancinya di tutup ya …”

D. Bicara

Ibu memperhatikan dan mendengarkan ucapan anak

Anak mampu mengucapkan sepuluh kata atau lebih dan tahu artinya

Jika tidak :

1. Ibu mengajak anak untuk meniru mengucapkan kata dengan jelas dan benar sesuai dengan mainan sehari-hari

2. Ibu mengajak anak untuk meniru mengucapkan kata dengan jelas dan benar dari buku bergambar yang sederhana

E. Bersosialisasi (berhubungan/ berinteraksi dengan orang lain)

Ibu bertanya : “namamu siapa?”

Anak mampu menyebutkan namanya bila ditanya

Jika tidak :

1. Hubungkan nama anak pada barang yang dimiliki, contoh “ini bola tono”

2. Ibu menunjukkan benda sambil bertanya “ini bola siapa?”


Pemeriksaan Dan Stimulasi Anak Umur 24 Bulan

A. Gerakan kasar

Anak diminta untuk melompati garis

Anak mampu melompat dengan dua kaki sekaligus

Jika tidak :

1. Ibu mengajak anak melompat bersama-sama dengan kedua kaki anak menempel pada kedua kaki ibu

2. Ibu mengajak anak melompati balok setebal 20 cm sambil dipegangi badannya dari belakang

B. Gerakan halus

Anak diminta membuka tutup botol air minum dengan memutar tutupnya

Anak mampu membuka botol dengan memutar tutupnya

Jika tidak :

1. Ibu mengajak anak membuka bungkus permen dengan cra memutar ujung-ujung kertas permen

2. Carilah botol plastik yang tutupnya bisa diputar. Ajak anak untuk membuka tutup botol tersebut dengan bantuan tangan ibu diatas tangan anak

C. Pengamatan

Anak diminta menyebutkan bagian-bagian tubuh

Anak mampu menyebutkan 6 bagian tubuh (mata, hidung, mulut, kepala, tangan, telinga, dst)

Jika tidak :

1. Ibu menyentuh dan menyebut nama anggota tubuh anak, misalnya mata, hidung,, perut, tangan, dan bagian tubuh lain di saat memandikan atau memangku anak

2. Ibumenyebutkan bagian-bagian dari boneka mobil-mobilan atau alat main yang lain pada saat ibu menemani anak bermain

D. Bicara

Ibu bertanya dengan pertanyaan sederhana, “mau apa”

Anak mampu menjawab dengan kalimat yang terdiri dari dua kata

Jika tidak :

1. Ibu melengkapi kata-kata yang dikatakan anak, misalnya “kue” ibu melengkapi “minta kue”

2. Ibu mengajak anak untuk meniru kata-kata yang terdapat di lagu-lagu anak yang disukainya

E. Bersosialisasi (berhubungan/ berinteraksi dengan orang lain)

Ibu mengajak anak mencuci

Anak mampu meniru kegiatan orang dewasa

Jika tidak :

1. Ibu atau bapak mengajak anak pura-pura membantu kegiatan orang dewasa, misalnya menyapu, mengepel lantai, memasak, membersihkan sepeda dll

Pemeriksaan Dan Stimulasi Anak Umur 36 Bulan

A. Gerakan kasar

Anak diminta untuk turun tangga

Anak mampu turun tangga dengan kaki bergantian tanpa berpegangan

Jika tidak :

1. Ibu mengajak anak naik turun tangga

2. Ibu megajak anak bediri dengann satu kaki di atas bangkukecil (ketinggian 20 cm) ataudi atas bola basket

B. Gerakan halus

Anak diminta untuk menggambar garis atau lingkaran

Anak mampu meniru garis tegak, garis datar dan lingkaran

Jika tidak :

1. Ibu mengajak anak bermain membuat goresan-goresan dengan menggunakan jari tangannya diatas pasir (melakukan gerakan tegak mendata dan lingkaran)

2. Ibu mengajak anak menggambar di kertas dengan alat tulis, anak diajak menggambar hujan dengan garis tegak, gambar jalan dengan garis datar, gambar bola dengan lingkaran

C. Pengamatan

Anak diminta untuk menunjukkan warna sayur-sayuran dan buah-buahan

Anak mampu menyebut tiga warna

Jika tidak :

1. Ibu mengajak anak mengelompokkkan dengan warna yang sama, misalnya benda warna merah dikelompokkan warna merah

2. Ibu menyebut warna-warna satu persatu kemudian anak diminta mencari warna tersebut di lingkungan

D. Bicara

Ibu/ bapak mengajak anak melihat gambar

Anak mampu bertanya dengan memakai kata apa, siapa, dimana?

Jika tidak :

1. Ibu melengkapi kalimat tanya yang diucapkan anak, hindari bahasa bayi, misalnya anak mengatakan, “apa” ibu menambah “ini apa?”

2. Ibu membuat kalimat bertanya sederhana. Misalnya ini apa? Itu siapa? Apa itu? Agar anak dapat belajar bertanya.

E. Bersosialisasi (berhubungan/ berinteraksi dengan orang lain)

Anak diminta bergabung dengan teman-temannya

Anak mampu bermain bersama dengan teman

Jika tidak :

1. Bapak/ ibu menemani anak bermain

2. Ibu mengajak anak untuk bergabung dengan temannya yang sedang berguna

Pemeriksaan Dan Stimulasi Anak Umur 48 Bulan

A. Gerakan kasar

Anak diminta untuk melompat dengan satu kaki

Anak mampu melompat dengan satu kaki di tempat

Jika tidak :

1. Ibu mengajak anak melompat dengan satu kaki mula-mula tangannya dipegang sampai anak dapat melakukannya sendiri

2. Anak diminta untuk melompat dengan satu kaki ditempat

B. Gerakan halus

Anak diberi pensil dan kertas untuk menggambar kemudian perhatikan cara anak memegangi pensil

Anak mampu memegang pensil dengan ujung jari

Jika tidak :

1. Ibu mengajak anak mencorat-coret diatas pasir dengan kayu pendek, tebal atau batu sebesar genggaman anak

2. Ibu mengajak anak mencorat-coret di atas kertas dengan memakai krayon yang pendek dan tebal (karena alat tulis yang panjang dan tipis lebih sulit dipegang)

C. Pengamatan

Anak diminta untuk menghitung tiga balok mainan didepannya

Anak mampu menghitung tiga balok mainan dengan cara menunjuk

Jika tidak :

1. Ibu mengajak anak menghitung benda-benda, binatang, orang, pohon, dan lain-lain disekitarnya

2. Ibu mengajak anak mengambil makanan sambil menghitungnya

D. Bicara

Ibu bertanya dan mendengarkan ucapan anak saat bermain. Misalnya : itu apa?

Anak mampu menggunakan kalimat lengkap (lebih dari 2 kata)

Jika tidak :

1. Ibu melengkapi apa yang dikatakan anak untuk membentuk suatu kalimat sederhana. Misalnya “saya minta kue”

2. Ibu membuat kalimat bertanya sederhana (missal : ini apa? Itu siapa? Apa itu? Agar anak dapat belajar menjawab dengan kalimat lengkap

E. Bersosialisasi (berhubungan/ berinteraksi dengan orang lain)

Anak diajak bergabung dengan teman-temannya dalam satu permainan

Anak mampu bermain bersama teman dalam satu permainan

Jika tidak :

1. Ibu mengajak anak bermain, missal : rumah-rumahan, kereta-keretaan, dan kucing tikus

2. Ibu meminta anak untuk bergabung dengan teman-teman seusianya dan mengarahkan anak untuk bekerjasama dengan mereka. Missal : membuat rumah-rumahan dengan menggunakan kain, bermain kereta-keretaan dari susun kursi, atau permainan kucing tikus

Pemeriksaan Dan Stimulasi Anak Umur 60 Bulan

A. Gerakan kasar

Anak diminta melompat dengan satu kaki kearah depan

Anak mampu melompat dengan satu kaki ke arah depan

Jika tidak :

1. Ibu/ bapak mengajak anak untuk menendang bola sejauh lebih kurang 1,5 meter

2. Ibu mengajak anak bermain engklek atau sondah mandah

B. Gerakan halus

Beri contoh menggambar tanda +

Anak mampu meniru tanda +

Jika tidak :

1. Ibu mencari benda-benda disekitar rumah seperti : jendela, pintu atau di sekitar lingkungan seperti tanda lalu lintas dll, kemudian ibu mengajak anak utnuk menggambar bentuk benda tersebut

C. Pengamatan

Anak diminta untuk menggambar orang

Anak mampu menggambar orang

Jika tidak :

1. Ibu mengajak anak menggambar orang dengan contoh

2. Ibu mengajak anak menggambar orang tanpa contoh

D. Bicara

Ibu mendengarkan apa yang diceritakan anak pada temannya

Anak mampu bercerita dan bermakna

Jika tidak :

1. Ibu meminta anak menceritakan situasi tertentu misalnya bagaimana kegiatan itu terjadi

2. Ibu meminta anak menceritakan tentang gambar yang dilihat di buku

E. Bersosialisasi (berhubungan/ berinteraksi dengan orang lain)

Ibu memperhatikan anak bergabung dengan teman-temannya dalam permainan yang berurutan

Anak mampu bermain bersama teman dengan mengikuti urutan permainan

Jika tidak :

1. Ibu / bapak mengajak anak bermain sesuai aturan main. Missal sondah mandah, halma, kartu kuartet atau ular tangga

ASI EKSKLUSIF

A. PENGERTIAN

Menurut WHO, ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada enam bulan pertama bayi baru lahir tanpa adanya makanan pendamping lain. ( www.tabloid- nakita.com, 2005 )

Menurut laporan tahun 2000 WHO, ± 15 % bayi di seluruh dunia diberi ASI eksklusif selama 4 bulan dan seringkali pemberian makanan pendamping ASI tidak sesuai dan tidak aman sehingga menyebabkan ± 1, 5 juta anak meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar.

Pada tahun 2000, survei kesehatan demografi WHO menemukan bahwa pemberian ASI eksklusif selama 4 bulan pertama sangat rendah terutama di Afrika Tengah dan utara, Asia dan Amerika Latin. Oleh karena itu, WHO menganjurkan agar bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sebab terbukti bahwa menyusu eksklusif selama 6 bulan menurunkan angka kematian dan kesakitan pada umumnya dibandingkan menyusu selama 4 bulan.

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

Ditinjau dari aspek gizi

Ø Kandungan gizi lengkap

Ø Mudah dicerna dan diserap

Ø Mengandung lipase untuk pencernaan lemak

Ø Mempertinggi penyerapan kalsium

Ø Mengandung zat kekebalan tubuh (imunitas)

Ditinjau dari aspek psikologis

Ø Mendekatkan hubungan ibu dan bayi

Ø Menimbulkan rasa aman bagi bayi

Ø Mengembangkan dasar kepercayaan (Basic sence of trust)

Ditinjau dari aspek KB

Ø Menunda kembalinya kesuburan

Ø Menjarangkan kehamilan

Bagi ibu

Ø Mengurangi insiden kanker leher rahim dan kanker payudara

Ø Mengurangi insiden HPV (Human Papilo Virus)

Ø Mempercepat involusi uterus

Bagi keluarga

Ø Aspek Ekonomi : hemat karena tidak membeli susu formula dan bayi jarang sakit sehingga biaya pengobatan dapat dihemat

Ø Aspek kemudahan : tidak perlu mengganggu orang lain

Bagi bangsa dan negara

Ø Menurunkan angka kematian dan kesakitan anak

Ø Mengurangi subsidi rumah sakit untuk perawatan ibu dan anak

Ø Meningkatkan kualitas generasi penerus

C. LARANGAN PEMBERIAN ASI

Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa kasus pemberian ASI tidak dibenarkan yaitu :

1. Faktor Ibu

Ø Ibu dengan penyakit jantung yang berat karena akan menambah beratnya penyakit ibu.

Ø Ibu dengan pre eklampsi dan eklampsi karena banyaknya obat-obatan yang diberikan sehingga dapat mempengaruhi bayinya.

Ø Penyakit infeksi berat pada payudara, sehingga kemungkinan menular pada bayinya

Ø Karsinoma payudara mungkin dapat menimbulkan menimbulkan metastasis

Ø Ibu dengan psikosis, dengan pertimbangan kesadaran ibu sulit diperkirakan sehingga dapat membahayakan bayi.

Ø Ibu dengan infeksi virus.

Ø Ibu dengan TBC atau lepra.

2. Faktor Bayi

Ø Bayi dalam keadaan kejang-kejang yang dapat menimbulkan bahaya aspirasi ASI

Ø Bayi yang menderita sakit berat dengan pertimbangan dokter anak tidak dibenarkan untuk mendapatkan ASI

Ø Bayi dengan berat badan lahir rendah, karena refleks menelannya sulit sehingga bahaya aspirsi mengancam

Ø Bayi dengan cacat bawaan yang tidak mungkin menelan (labiokisis, palatoknakisis, labioknatopalatokisis)

Ø Bayi yang tidak menerima ASI, penyakit metabolisme seperti alergi ASI

Pada kasus tersebut di atas untuk memberikan ASI sebaiknya dipertimbangkan dengan dokter anak.

3. Patologis Payudara

Pada rawat gabung dapat diharapkan bahwa kemungkinan stagnasi ASI yang dapat menimbulkan infeksi dan abses dapat dihindari.sekalipun demikian masih ada keadaan patologis payudara yang memerlukan konsultasi dokter sehingga tidak merugikan ibu dan bayinya. Keadaan patologis yang memerlukan konsultasi adalah :

Ø Infeksi payudara

Ø Terdapat abses yang memerlukan insisi

Ø Terdapat benjolan payudara yang membesar saat hamil dan menyusui

Ø ASI yang bercampur dengan darah

D. CARA PEMBERIAN

Dalam memberikan ASI Eksklusif, sebaiknya memperhatikan hal – hal di bawah ini :

Teknik menyusui

Teknik menyusui perlu diperhatikan, karena sangat menentukan keberhasilan dalam mempertahahankan menyusui dan memperbanyak produksi ASI

Posisi ibu menyusui

Ø Duduklah dengan posisi enak dan santai kalau perlu pakailah kursi yang ada sandaran punggung dan lengan

Ø Gunakan bantal untuk mengganjal bayi, agar jarak bayi tidak terlalu jauh dari payudara

Memasukkan putting susu

Ø Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala bayi pada siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi mengahadap ke badan ibu

Ø Lengan kiri bayi di letakkan di seputar pinggang ibu, tangan kanan ibu memegang pantat / paha kanan bayi

Ø Sanggahlah payudara kanan ibu dengan keempat jari tangan kiri dibawahnya, dan ibu jari diatasnya, tetapi tidak diatas bagian yang berwarna hitam ( aerola mamae )

Ø Sentuhlah mulut bayi dengan putting susu

Ø Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar

Ø Masukkan putting susu secepatnya kedalam mulut sampai daerah berwarna hitam

Melepaskan hisapan bayi

Setelah selesai menyusukan bayi selama 10 menit, lepaskanlah isapan bayi dengan cara :

Ø Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi atau

Ø Dengan menekan dagu bayi kebawah

Ø Dengan menutup lubang hidung bayi

Ø Jangan menarik putting susu untuk melepaskannya

Menyendawakan bayi

Setelah hisapan bayi dilepaskan . sendawakan bayi sebelum menyusukan dengan payudara yang lain, dengan cara :

Ø Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah punggungnya dengan pelan sampai keluar sendawa

Ø Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu, sambil digosok punggungnya.

Tanda-tanda menyusui yang benar

Ø Bayi cukup tenang

Ø Mulut bayi terbuka lebar

Ø Bayi menempel betul pada ibu

Ø Mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara ibu

Ø Seluruh areola tertutup mulut bayi

Ø Bayi nampak pelan-pelan menghisap dengan kuat

Ø Putting susu ibu tidak terasa nyeri

Ø Kuping dengan lengan bayi berada pada satu garis

Ø Posisi ibu menyusui duduk, berbaring, berdiri dan digendong

Hal-hal yang perlu diingat

Ø Susukanlah bayi dengan kedua payudara secara bergantian

Ø Sebelum menyusui minumlah 1 gelas air putih / teh

Ø Selama menyusui berikanlah perhatian yang penuh pada bayi

E. MASALAH DALAM MENYUSUI

1. Asi Kurang

Seringkali ibu merasa produksi ASInya kurang padahal sebenarnya tidak, apalagi bila bayinya seing menangis, ibu tergesa-gesa ingin memberikan tambahan susu formula.

Penanggulangannya :

Ø Ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi

Ø Menyusuilah dengan sabar

Ø Menyusui secara bergantian antara kedua payudara

Ø Minimalkan penggunaan alat (misal : dot) karena akan membingungkan bayi dan akhirnya mengurangi rangsangan untuk memproduksi ASI

2. Bayi Bingung Putting

Bayi yang mendapatkan susu formula bergantian dengan ASI akan mengalami nipple confusion sehingga waktu menyusu ibunya sering terputus-putus bahkan kadang-kadang menolak menyusu ibunya.

Penanggulangan :

Ø Ibu harus mengusahakan pemberian ASI eksklusif

Ø Menyusui dengan cara yang benar

Ø Menyusui lebih lama dan sering

3. Payudara Bengkak

Pada hari-hari pertama, seringkali menyusui kurang efektif sehingga ASI mengumpul di dalam payudara, menekan pembuluh darah dan saluran limfe. Hal ini mengakibatkan payudara menjadi bengkak dan nyeri.

Untuk menghindari hal tersebut lakukanlah :

Ø Susui bayi segera setelah bayi lahir

Ø Susui menurut kehendak bayi, jangan dijadwalkan

Ø Susui bayi dengan menggunakan tehnik menyususi yang benar

Ø Keluarkan sisa ASI dengan tangan atau pompa

Penanggulangan :

Ø Bayi disusukan untuk menghindari pembengkakan

Ø Berikan kompres dingin untuk menguragi nyeri

Ø Lakukan pengurutan atau massage payudara

4. Putting Susu Nyeri Atau Lecet

Rasa nyeri timbul karena waktu menyusui hanya putting susu yang masuk ke dalam mulut bayi sedangkan areola tidak masuk mulut. Disamping itu juga disebabkan karena perawatan yang tidak benar pada payudara.

Penanggulangan :

Ø Lakukan tehnik menyususi yang benar

Ø Menyususi pada payudara yang tidak lecet

Ø Jangan membersihkan putting dengan sabun atau alcohol

5. Mastitis

Mastitis adalah peradangan payudara akibat infeksi. Biasanya terjadi pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan yang tersumbat atau luka pada putting yang terinfeksi.

Penanggulangan :

Ø Kompres air hangat

Ø Ibu tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak terinfeksi

Ø Cukup istirahat

Ø Minum air putih minimal 2 liter/hari

Ø Minum anti biotik

Ø Lakukan perawatan payudara

komentar

Widget Recent Comments by dedy ari pebriana